Laman

Selasa, 27 September 2016

pondok pesantren terbaik di indonesia part.1

1.  pon-pes al-ashariyyah nurul iman, parung-bogor


Sebagai lembaga pendidikan, Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School yang didirikan oleh Abah (Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin Salim) beserta istrinya Umi Waheeda, memiliki formula pendidikan yang khas yaitu dengan mengkombinasikan unsur pendidikan agama dan umum secara terpadu dengan porsi yang semestinya. 
Sistem ini memungkinkan terbentuknya generasi santri yang dinamis dan tangguh dalam menghadapi tantangan globalisasi dengan tetap dilandasi oleh kemampuan spiritual yang memadai. Di samping hal itu, santri juga difasilitasi pembelajaran ketrampilan khusus seperti komputer, menjahit, teknisi, bahasa asing, dan lain-lain. Tidak berhenti di sini, Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding Schoolpun begitu mengedepankan pendidikan entrepreneurship santri, dengan mendirikan koperasi yang membawahi berbagai macam bidang usaha diantaranya roti, air dalam kemasan, tahu, tempe, susu kedelai, pupuk organik, percetakan, studio, daur ulang, sampah dan membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang membawahi pertanian, perikanan, peternakan dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar kemampuan wirausaha santri dapat terasah dengan matang dan siap guna, baik secara teoritis maupun praktis.
Secara praktikal, kegiatan pendidikan dilangsungkan dengan jaminan bebas biaya bagi seluruh peserta didik santri yang hingga Januari 2011 telah mencapai jumlah ± 23.000 santri. Pembebasan biayapun tidak terbatas hanya pada kebutuhan pendidikan, namun juga pada pemenuhan kebutuhan konsumsi, asrama, kesehatan dan lain-lain. Dengan dibina oleh 500 staff pengajar mulai dari paud sampai sekolah tinggi, pendidikan diselenggarakan dengan satuan pendidikan formal dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan Sekolah Tinggi.
Dalam mekanisme pelaksanaanya, para donatur menawarkan jenis bantuan sarana infrastruktur pesantren kepada pihak yayasan. Kemudian saat pihak yayasan telah menyepakati, maka seluruh kegiatan pembangunannya yang meliputi pemilihan arsitek, kontraktor, bahan bangunan dan pembiyayaan lain sepenuhnya diserahkan kepada donatur selaku penyandang dana. Adapun yayasan hanya menjalankan amanat penggunaan bangunan tersebut yang secara utuh berstatus wakaf, sehingga secara hukum, fasilitas tersebut tidak dapat dialihfungsikan untuk kepentingan lain, selain sebagai penunjang kesuksesan belajar santri.
Hingga tahun 2012, Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School telah memiliki sejumlah properti yang berupa sarana ibadah, sarana pendidikan, sarana tempat tinggal, sarana olah raga, sarana MCK, lahan perikanan, lahan pertanian dan lain-lain diatas tanah milik pesantren, yang kesemuanya berstatus wakaf.
Dalam proses pencarian bentuk dan penciptaan formula pendidikan agama, Abah adalah tokoh sentral yang begitu inspiratif menemukan konsep pendidikan yang dinamis dan selalu relevan dengan zaman. Sedangkan Umi Waheeda adalah penentu utama arah kebijakan pendidikan umum yang merintis konsep dan menciptakan berbagai inovasi baru bagi dunia pendidikan Nurul Iman. Dengan demikian, karakter pendidikan terbangun apik dengan sinergis yang saling melengkapi satu sama lain. Inilah yang menjadi alasan tak terelakkkan bagi tercapainya berbagai prestasi akademik Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School.

kunjungi halaman resminya disini

2. pondok pesantren tebu ireng, jombang-jatim

Pada penghujung abad ke-19, di sekitar Tebuireng bermunculan pabrik-pabrik milik orang asing (terutama pabrik gula). Bila dilihat dari aspek ekonomi, keberadaan pabrik-pabrik tersebut memang menguntungkan karena akan membuka banyak lapangan kerja. Akan tetapi secara psikologis justru merugikan, karena masyarakat belum siap menghadapi industrialisasi. Mereka belum terbiasa menerima upah sebagai buruh pabrik. Upah yang mereka terima biasanya digunakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif-hedonis. Budaya judi dan minum minuman keras pun menjadi tradisi.
Ketergantungan rakyat terhadap pabrik kemudian berlanjut pada penjualan tanah-tanah rakyat yang memungkinkan hilangnya hak milik atas tanah. Diperparah lagi oleh gaya hidup masyarakat yang amat jauh dari nilai-nilai agama.
Kondisi ini menyebabkan keprihatinan mendalam pada diri Kiai Hasyim. Beliau kemudian membeli sebidang tanah milik seorang dalang terkenal di dusun Tebuireng. Lalu pada tanggal 26 Rabiul Awal 1317 H (bertepatan dengan tanggal 3 Agustus 1899 M.), Kiai Hasyim mendirikan sebuah bangunan kecil yang terbuat dari anyaman bambu (Jawa: tratak), berukuran 6 X 8 meter. Bangunan sederhana itu disekat menjadi dua bagian. Bagian belakang dijadikan tempat tinggal Kiai Hasyim bersama istrinya, Nyai Khodijah, dan bagian depan dijadikan tempat salat (mushalla). Saat itu santrinya berjumlah 8 orang, dan tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 orang.
Kehadiran Kiai Hasyim di Tebuireng tidak langsung diterima dengan baik oleh masyarakat. Gangguan, fitnah, hingga ancaman datang bertubi-tubi. Tidak hanya Kiai Hasyim yang diganggu, para santripun sering diteror. Teror itu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang tidak menyukai kehadiran pesantren di Tebuireng. Bentuknya beraneka ragam. Ada yang berupa pelemparan batu, kayu, atau penusukan senjata tajam ke dinding tratak. Para santri seringkali harus tidur
bergerombol di tengah-tengah ruangan, karena takut tertusuk benda tajam. Gangguan juga dilakukan di luar pondok, dengan mengancam para santri agar meninggalkan pengaruh Kiai Hasyim. Gangguan-gangguan tersebut berlangsung selama dua setengah tahun, sehingga para santri disiagakan untuk berjaga secara bergiliran.
Ketika gangguan semakin membahayakan dan menghalangi sejumlah aktifitas santri, Kiai Hasyim lalu mengutus seorang santri untuk pergi ke Cirebon, Jawa Barat, guna menamui Kiai Saleh Benda, Kiai Abdullah Panguragan, Kiai samsuri Wanantara, dan Kiai Abdul Jamil Buntet. Keempatnya merupakan sahabat karib Kiai Hasyim. Mereka sengaja didatangkan ke Tebuireng untuk melatih pencak silat dan kanuragan selama kurang lebih 8 bulan.
Dengan bekal kanuragan dan ilmu pencak silat ini, para santri tidak khawatir lagi terhadap gangguan dari luar. Bahkan Kiai Hasyim sering mengadakan ronda malam seorang diri. Kawanan penjahat sering beradu fisik dengannya, namun dapat diatasi dengan mudah. Bahkan banyak diantara mereka yang kemudian meminta diajari ilmu pencak silat dan bersedia menjadi pengikut Kiai Hasyim. Sejak saat itu Kiai Hasyim mulai diakui sebagai bapak, guru, sekaligus pemimpin masyarakat.


Selain dikenal memiliki ilmu pencak silat, Kiai Hasyim juga dikenal ahli di bidang pertanian, pertanahan, dan produktif dalam menulis. Karena itu, Kiai Hasyim menjadi figur yang amat dibutuhkan masyarakat sekitar yang rata-rata berprofesi sebagai petani. Ketika seorang anak majikan Pabrik Gula Tjoekir berkebangsaan Belanda, sakit parah dan kritis, kemudian dimintakan air do’a kepada Kiai Hasyim, anak tersebut pun sembuh.


lebih lengkapnya klik disini

3. pondok pesantren lirboyo, kediri-jatim



Lirboyo, adalah nama sebuah desa yang digunakan oleh KH Abdul Karim menjadi nama Pondok Pesantren. Terletak di barat Sungai Brantas, di lembah gunung Willis, Kota Kediri. Awal mula berdiri Pondok Pesantren Lirboyo berkaitan erat dengan kepindahan dan menetapnya KH Abdul Karim ke desa Lirboyo tahun 1910 M.
Pondok Pesantren Lirboyo berkembang menjadi pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan dalam peristiwa-peristiwa kemerdekaan, Pondok Pesantren Lirboyo ikut berperan dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang seperti peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
Sebagai Pusat pendidikan Islam, Pondok Pesantren Lirboyo mencetak generasi bangsa yang cerdas ruhaniyah, juga smart-intelektual, mumpuni dalam keberagaman bidang, juga keberagamaan Islam yang otentik. Pondok Pesantren Lirboyo memadukan antara tradisi yang mampu mengisi kemodernitasan dan terbukti telah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang saleh keagamaan, sekaligus saleh sosial.
lihat profil selengkapnya disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname

Disqus Shortname

Comments system